open access

Abstract

Peningkatan kebutuhan listrik setiap tahun, khususnya di pulau Jawa, mengharuskan pemerintah melalui PT. PLN (Persero) melakukan pengembangan kapasitas dan produksi energi listrik guna mengatasinya. Pada sistem kelistrikan Jawa-Bali ditambahkan generator baru di Grati. Generator tersebut berjumlah tiga unit, terdiri dari dua unit generator turbin gas berkapasitas 207 MVA dan satu unit generator turbin uap berkapasitas 248,75 MVA. Penambahan pembangkit baru tersebut mengharuskan dilakukannya analisis ulang terhadap kinerja sistem secara keseluruhan. Kajian ini menganalisis stabilitas transien dalam kondisi beban puncak dan beban dasar. Hasil simulasi stabilitas transien menggunakan software ETAP menunjukkan bahwa untuk kondisi beban puncak dan beban dasar, kasus lepasnya generator dan hubung singkat tiga fasa pada saluran transmisi selama 150 milidetik tidak menyebabkan sistem lepas sinkron. Pada kasus generator lepas, daya supply yang hilang hanya sebesar 4,71% dari kondisi beban puncak dan 6,69% dari beban dasar daya pembangkitan. Pada kasus gangguan hubung singkat tiga fasa pada saluran transmisi selama 150 milidetik pada kondisi beban puncak dan beban dasar, hasil respon sudut rotor, frekuensi dan tegangan menunjukkan sistem tetap stabil. Namun, pada kondisi beban puncak terjadi drop tegangan sampai 104,632 kV dan pada beban dasar terjadi drop tegangan sampai 114,479 kV. Waktu pemutusan kritis pada kondisi beban puncak lebih cepat jika dibandingkan dengan pada kondisi beban dasar.