Pawon: Jurnal Arsitektur https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon <p><strong>PAWON: Jurnal Arsitektur</strong> is a scientific journal published by the Department of Architecture of Faculty of Civil Engineering and Planning, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang that accommodates the results of research and products of scientific thought in the field of architecture and the built environment. Jurnal PAWON accepts articles both in English and Bahasa. This journal is scheduled 2 (two) times a year, January and July, and reviewed by independent reviewers with expertise in the field of architecture and the built environment.</p> <p>PAWON literally means "kitchen" in Javanese language, which is derived from the root word awu or dust. Philosophically, we hope that PAWON will become a place to mix the novelty of knowledge in the field of architecture and built environment.&nbsp;</p> <p>Editor invites all relevant parties to contribute to publishing scientific articles that have never been published before. For manuscripts, online submission just simply visit the link <a href="https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/about/submissions">HERE</a> and for further information, you can contact us at <a href="mailto:%20jurnal_pawon@scholar.itn.ac.id">jurnal_pawon@scholar.itn.ac.id</a></p> <p>Pawon: Jurnal Arsitektur is proudly collaborating with the <a href="https://drive.google.com/file/d/1hqiCY-sZfj9ZdvN-_Nz-aPbvM9-21eu5/view?usp=sharing">Indonesian Institute of Architects</a>:<br>Our Journal has been featured on SINTA (5) based on <a href="http://arjuna.ristekdikti.go.id/files/info/Hasil_Penetapan_Akreditasi_Jurnal_Periode_3_Tahun_2020.pdf">KEPMENRISTEK 200/M/KPT/2020 </a>valid for five years from vol 2 no 1 2018 <br>Indexing and Abstracting :<br>SINTA |&nbsp;<a href="https://scholar.google.com/citations?authuser=6&amp;user=El07tysAAAAJ">Google Scholar</a> | <a href="http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/17325">Garuda</a> | <a href="https://www.worldcat.org/search?q=pawon+jurnal+arsitektur&amp;qt=owc_search">WorldCat</a> | <a href="https://onesearch.id/Repositories/Repository?search=PAWON&amp;btn=Search">OneSearch</a> | <a href="https://search.crossref.org/?q=+2597-7636">Crossref</a> | <a href="https://index.pkp.sfu.ca/index.php/browse/index/9679">PKPIndex</a> | <a href="https://www.neliti.com/journals/pawon">Neliti</a> | <a href="https://moraref.kemenag.go.id/archives/journal/98893412975003144">Moraref</a></p> Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang en-US Pawon: Jurnal Arsitektur 2597-7636 REFLEKSI PEDAGOGI KRITIS KEGIATAN KKN TEMATIK KAMPUS MERDEKA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DI DESA BATURETNO https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9173 <p><em>Pembahasan terkait metode belajar diluar studio cukup jarang dibahas di diskursus pendidikan arsitektur di Indonesia. Padahal sebagai metode pembelajaran alternatif, metode belajar luar studio mampu memberikan berbagai manfaat terhadap pengembangan pola pikir dan kreatifitas mahasiswa. Pada era pembelajaran MBKM Kampus Merdeka yang sedang berkembang beberapa tahun belakangan ini memberi peluang untuk lebih banyak melakukan proses refleksi pedagogi pengajaran di perguruan tinggi, termasuk arsitektur. Artikel ini bermaksud memberi sumbangsih pemikiran kebermanfaatan kegiatan luar kampus yang berasal dari refleksi pedagogis kritis pada kegiatan KKN Tematik Kampus Merdeka yang terjadi di Desa Baturetno. Metode yang digunakan adalah analisa isi epilog mahasiswa yang berkegiatan di desa yang dikombinasikan dengan amatan pada aktivitas action research yang berjalan hampir satu tahun lamanya. Berdasarkan proses analisa yang menggunakan pisau bedah Freireian didapati empat hal yang menjadi output kegiatan pedagogis ini yakni kedalaman pengalaman, pembelajaran dialogis, kemampuan berefleksi dan pengelaborasian skills. Temuan pada point terakhir menjadi sebuah alasan kuat untuk terus melakukan eksperimentasi dan evaluasi terhadap kegiatan MBKM di ranah arsitektur terutama yang berkaitan langsung dengan kebermanfaatannya terhadap pembangunan Desa. </em></p> Muhammad Nelza Mulki Iqbal Bayu Teguh Ujianto Antonio Heltra Pradhana Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 1 18 10.36040/pawon.v8i1.9173 REVITALISASI COMMUNAL SPACE DI RTH GROJOGAN https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/6588 <p><em>Ruang Terbuka Hijau (RTH) Grojogan merupakan RTH yang berada di sempadan sungai dan berada strategis di tengah Kota Blora. RTH Grojogan sebagai salah satu RTH di Blora yang memiliki banyak fungsi seperti; fungsi ekologi (menghasilkan oksigen, pengatur iklim mikro disekitar, mengurangi polutan, sebagai peneduh, area resapan air dan mencegah banjir); fungsi sosial budaya yaitu sebagai sarana berinteraksi masyarakat sekitar. Pada eksisting RTH Grojogan terbagi menjadi area pepohonan pada sisi selatan dan timur, serta area kuliner dan&nbsp; komunal pada sisi barat. Pada&nbsp; area komunal yang berada di tepi sungai (sisi barat) yang terdapat bekas potongan kayu yang digunakan sebagai tempat duduk dan meja, akan tetapi kondisi area komunal serta prasarana penunjang masih kurang layak, seperti : kurangnya lampu disekitar area komunal, kurangnya tempat sampah, bangku taman yang kurang layak, serta toilet umum yang kurang terawat. Dulunya, communal space di RTH Grojogan &nbsp;digunakan sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi masyarakat sekitar, serta digunakan sebagai area rekreasi masyarakat untuk menikmati suasana alam yaitu pepohonan dan perairan pada RTH Grojogan. Oleh sebab itu diperlukan revitalisasi untuk mengembalikan serta memaksimalkan fungsi RTH Grojogan sebagai Ruang Publik melalui perancangan Communal space . Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif melalui pengumpulan data primer dan sekunder, serta analisa untuk menentukan perancangan desain yang tepat berdasarkan permasalahan serta analisa. Tujuan penelitian untuk merevitalisasi Communal space sebagai sarana interaksi dan rekreasi warga sekitar. Bedasarkan hasil Analisa, konsep yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yaitu sustainable architecture dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.</em></p> Sintia Dewi Wulanningrum Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 19 32 10.36040/pawon.v8i1.6588 PENERAPAN RUMAH TUMBUH PADA RUMAH TINGGAL DESA RANU PANI https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/5697 <p><em>Desa Ranu Pani merupakan desa enclave yang dikeliingi oleh lahan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dampaknya adalah pengembangan lahan yang sulit dilakukan oleh masyarakat yang mengandalkan pertanian ladang. Dari jumlah total luas lahan Desa Ranu Pani hanya kurang dari 2% lahan pemukiman. Penduduk yang bertambah namun lahan pemukiman yang tersedia semakin berkurang. Penerapan rumah tumbuh menjadi solusi bagi masyarakat untuk mencapai hunian impian namun dengan pembangunan yang bertahap. Sebagai desa Tengger yang memiliki ciri khas arsitektur tersendiri, penelitian ini menjadi menarik tentang bagaimana masyarakat mengembangkan hunian namun tetap memenuhi kebutuhan dasar dan tetap menyesuaikan kearifan lokal. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil sampel yang relevan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan terdapat dua jenis rumah tumbuh yang ada. konsep rumah tumbuh vertikal bagi rumah yang memiliki lahan sempit dan konsep rumah tumbuh horizontal bagi rumah yang memiiki pekarangan dan plataran luas..</em></p> Sani Azmi Lisa Dwi Wulandari Yusfan Adeputra Yusran Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 33 52 10.36040/pawon.v8i1.5697 KAJIAN KONDISI PEMUKIMAN JOYO RAHARJO RW 02 MALANG https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9169 <p>Pemukiman Joyo Raharjo, kelurahan Merjosari adalah pemukiman padat penduduk yang salah satu penyebabnya adalah semakin meningkatnya pendatang baru di Kota Malang. Lokasinya yang dekat dengan kawasan Pendidikan mempengaruhi meningkatnya usaha jasa hunian berupa kos-kosan disekitarnya. Hal tersebut berdampak pada situasi lingkungan hunian di sepanjang sungai kecil yang terdapat pada pemukiman Joyo Raharjo. Tujuan penelitian adalah mengkaji kondisi lingkungan pada Pemukiman Joyo Raharjo RW 02 &nbsp;terutama hunian disepanjang aliran sungai kecil dengan memperhatikan visual keadaan hunian, ketersediaan air bersih, fasilitas MCK, Pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi dan wawancara. Hasil yang dicapai berupa penilaian deskriptif tentang elemen pemukiman dimana yang menjadi permasalahan utama adalah kondisi sanitasi makro maupun mikro.</p> Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari Antonio Heltra Pradhana Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 53 66 10.36040/pawon.v8i1.9169 KONSEP GREEN SETTLEMENT DALAM PENATAAN PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9162 <p><em>Permukiman masyarakat kampung kota yang sebagian besar memiliki kondisi padat penduduk sangat rawan untuk mendapat julukan sebagai permukiman kumuh karena minimnya fasilitas terkait utilitas yang dirancang sebelumnya oleh pemerintah setempat. Hal tersebut masih ditambah lagi dengan kondisi masyarakat kampung kota yang sebagian besar berada pada level menengah ke bawah atau yang lebih dikenal dengan sebutan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sehingga sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain misalnya pemerintah daerah dan para akademisi untuk memberikan konsep penataan permukiman yang lebih baik dengan menyesuaikan kemampuan yang dimiliki oleh penduduk yang bermukim di daerah tersebut. Konsep hunian yang mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi secara mandiri yang memiliki konsep green-settlement diharapkan mampu menjadi solusi terbaik untuk permasalahan masyarakat.</em></p> Debby Budi Susanti Gaguk Sukowiyono Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 67 76 10.36040/pawon.v8i1.9162 PENGARUH INNERCOURT TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH TINGGAL https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/6469 <p>Pemanfaatan bukaan dari atas bangunan diharapkan mampu membuat seluruh ruangan yang jauh dari jendela bisa mendapatkan cahaya matahari. Salah satu solusi untuk mendapatkan bukaan dari atas bangunan adalah dengan menghadirkan <em>innercourt.</em> Pemberian tanaman dan kolam ikan di <em>innercourt </em>juga mampu menambah kesejukan dan kenyamanan di dalam rumah. Tujuan penelitian ini adalah menemukan model atap pada <em>innercourt </em>yang paling mampu mengoptimalkan pencahayaan alami. Sampel penelitian yang digunakan adalah rumah tinggal dengan tipe 27/90 yang menghadap ke arah utara. Ekpserimen yang dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu<em> innercourt</em> dengan tanpa diberi atap, <em>louver </em>dengan sudut 45°, <em>louver </em>dengan sudut 90°, <em>louver</em> dengan sudut 135°<em>,</em> dan diberi penutup atap berupa dag beton tapi hanya menaungi sebagian dari luasan <em>innercourt.</em> Hasilnya menunjukkan model atap yang direkomendasikan adalah penggunaan <em>louver</em> (model eksperimen 2) sedangkan yang paling tidak direkomendasikan adalah model atap dag beton yang menutupi sebagian <em>innercourt</em> (model eksperimen 3). Pada saat aktivitas makan atau kerja, sudut kemiringan <em>louver </em>diatur sebesar 90° (terbuka penuh) agar pencahayaan pada ruang makan atau ruang kerja menjadi lebih seragam. Pada saat aktivitas memasak <em>louver</em> diatur dengan sudut 45° (miring ke arah dapur) agar pencahayaan di dapur menjadi lebih seragam.</p> Yunita Ardianti Sabtalistia Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 77 92 10.36040/pawon.v8i1.6469 KAJIAN CITRA ELEMEN TRADISIONAL JAWA, PADA PASAR TELO, KARANGKAJEN, YOGYAKARTA https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/6257 <p><em>Pasar Telo adalah pasar tradisional yang berlokasi sangat dekat dengan Kampung Wisata Prawirotaman, yaitu di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Karangkajen, Kota Yogyakarta. Pasar Telo telah berdiri sejak 1957, memiliki kekhasan pada komoditi yang dijual yaitu ketela, seperti singkong dan ubi. Kawasan Karangkajen termasuk sebagai daerah penyangga koridor utama Kawasan Cagar Budaya Keraton Yogyakarta. Akan tetapi bila dilihat dari kondisi fasad pada Pasar Telo yang nampak sekarang ini sangat minim dari nilai-nilai budaya serta kearifan lokal. Hal tersebut akhirnya memicu ketertarikan tim peneliti untuk melakukan analisis bentuk fasad dari Pasar Telo ditinjau dari aspek kebudayaan dan kearifan lokal, apakah sudah sesuai dengan ketetapan perundangan pada Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2014 tentang Panduan Arsitektur Bangunan Baru, Bernuansa Budaya Daerah di Kawasan Cagar Budaya. Jika ternyata setelah dilakukan penelitian, terdapat bagian-bagian yang masih belum mencerminkan citra Pasar Telo sebagai pasar tradisional yang berlokasi di area kawasan penyangga budaya Kota Yogyakarta, maka dapat direkomedasikan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk memperkuat citra elemen tradisional pada bangunan Pasar Telo tersebut.</em></p> RR. Sophia Ratna Haryati Prasetyo Febriarto Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 93 112 10.36040/pawon.v8i1.6257 INTEGRASI ANALOGI PROBLEM-BASED BIOMIMICRY DENGAN FORCE-BASED FRAMEWORK https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9168 <p><em>Arsitektur dan alam memiliki hubungan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Hubungan tersebut membawa pengaruh positif terhadap kualitas kehidupan manusia sebagai komponen pengguna dari bangunan. Pengembangan strategi perancangan dalam lingkup arsitektural untuk memberikan dampak positif terhadap bangunan dalam menyelesaikan permasalahan yang hadir dari kebutuhan manusia dengan berorientasikan pada alam akan membawa dampak positif bagi bangunan dan lingkungan sekitar bangunan. Pendekatan tersebut akan mengarahkan hasil rancangan yang berkelanjutan dan mendukung keberlangsungan alam itu sendiri. Proses penggalian ide dengan memanfaatkan strategi yang dimiliki oleh obyek alam guna menyelesaikan masalah bangunan disebut Biomimicry. Penggunaan pendekatan biomimicry dalam rancangan bangunan membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam terkait cakupan dari pendekatan tersebut serta proses perancangan yang dilalui untuk mencapai hasil yang optimal dalam perancangan. Penelitian yang dilakukan merupakan literatur review yang membahas terkait definisi biomimicry, karakteristik biomimicry serta proses perancangan Biomimicry dalam lingkup arsitektur. Pelaksanaan penelitian akan memberikan gambaran terkait biomimicry dari aspek definisi, karakter dan proses perancangan yang dapat digunakan pada proses penyelesaian masalah bangunan secara langsung. Pemahaman yang spesifik terkait biomimicry bagi perancang akan mengarahkan hasil akhir yang dapat merefleksikan strategi rancangan secara optimal terhadap bangunan, sehingga solusi dari permasalahan yang dipilih dapat secara spesifik terkait dengan kuat.</em></p> Jarot wahyono Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 113 122 10.36040/pawon.v8i1.9168 AKTIVITAS KOMERSIAL SEBAGAI BENTUK ADAPTASI DAN INISIASI RUANG KEWIRAUSAHAAN DI LINGKUNGAN PERUMAHAN. STUDI KASUS: KELAPA GADING TIMUR https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/5313 <p>Pertumbuhan angka penduduk yang meningkat pesat beriringan dengan pembangunan suatu wilayah. Hal ini dapat dilihat secara nyata dari pertumbuhan kota metropolitan seperti DKI Jakarta. Pembangunan suatu kota diinisiasikan oleh pemerintah maupun pengembang. Pembangunan ini difokuskan untuk memfasilitasi penduduk dan menjamin kesejahteraan penduduk. Namun, upaya pemerintah dan pengembang sendiri masih meliki kekurangan sehingga penduduk secara aktif harus mampu beradaptasi dengan dinamika pertumbuhan kota metropolitan itu sendiri. Upaya yang dilakukan penduduk secara sadar adalah dengan memanfaatkan ruang kota sebagai komoditas. Salah satu ruang yang paling sering dianggap sebagai komoditi hingga dialih fungsikan oleh penduduk adalah lahan dengan fungsi hunian. Konversi fungsi dan bercampur dengan aktivitas komersial dalam lahan yang sama kerap kali terjadi. Tanah dianggap menjadi bentuk aktualisasi diri dari ruang atau tempat yang dimanfaatkan untuk kegiatan yang memiliki nilai komersialisasi lebih tinggi. Kelapa Gading Timur merupakan objek studi nyata yang banyak mengalihfungsikan lahan hunian menjadi komersial dengan bentuk aktivitas usaha sektor makanan. Kumpulan aktivitas komersial makanan pada lahan hunian tersebut membentuk sebuah pola khusus pada ruang kota. Kini terlihat status dan perananannya menjadi sebuah aktivitas pendukung bagi perumahan di kawasan Kelapa Gading Timur. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis aktivitas komersial sebagai hasil dari perubahan fungsi lahan hunian di kawasan Kelapa Gading Timur. Metode obsevasi lapangan, kategorisasi tipe digunakan untuk memahami kondisi dan karakteristik pola perubahan.</p> Irene Syona Darmady Theresia Budi Jayanti Agnatasya Listianti Mustaram Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 123 140 10.36040/pawon.v8i1.5313 RUANG SETARA: KAJIAN IMPLEMENTASI FITUR UTAMA BANGUNAN FASILITAS PENDIDIKAN TINGGI https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9180 <p><em>Kesetaraan menjadi salah satu isu yang paling sering dibicarakan di Indonesia dan juga dunia global. SDGs (Sustainable Development Golas) sebagai tujuan utama negara-negara berkembang memiliki semangat No One Left Behind, yang artinya tidak akan ada satupun yang terlewatkan atau semua memiliki hak yang sama (setara). Isu tentang kesetaraan terjadi diberbagai aspek, salah satunya adalah kesempatan untuk setiap individu dalam mendapatkan pendidikan. Isu tentang pendidikan tidak hanya menyoal sistem, akan tetapi juga terkait infrastruktur. Infrastruktur pendidikan secara fisik di Indonesia umumnya sudah baik, akan tetapi banyak yang tidak memperhatikan nilai inklusif. Salah satu contohnya adalah ketersediaan fitur utama bangunan seperti parkir, jalur pejalan kaki, ramp dan tangga yang tidak standar, pemilihan jenis material lantai belum memperhatikan nilai inklusif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data survey dan observasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fitur utama bangunan Kampus II ITN Malang dengan parameter desain inklusi.</em></p> Moh Syahru Romadhon Sholeh M. Nelza Mulki Iqbal Heickal Muhammad Aqil Biladt Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 141 154 10.36040/pawon.v8i1.9180 KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/6063 <p><strong>KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Breeze A. S. Maringka</strong></p> <p>Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang</p> <p>e-mail: <a href="mailto:breezemaringka@gmail.com">breezemaringka@gmail.com</a></p> <p><strong>&nbsp;Gaguk Sukowiyono</strong></p> <p>Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang</p> <p>e-mail: <a href="mailto:%20gaguksukowiyono@">&nbsp;gaguksukowiyono@</a>yahoo.com</p> <p><strong>Debby Budi Susanti</strong></p> <p>Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang</p> <p><strong>&nbsp;</strong><a href="mailto:%20e-mail:%20%20budisusantidebby@">&nbsp;e-mail:&nbsp; budisusantidebby@</a>gmail.com</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRAK</em></strong></p> <p><em>Desa Kalisongo dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan.</em> <em>Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa in</em><em>i tidak terawat yang memberi kesan kumuh.&nbsp; </em><em>P</em><em>roses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawso</em><em>n. Berdasarkan analisis penyusunan konsep pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung. Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit. Hardscape pedestrian menggunakan material paving block warna merah dilengkapi dengan guiding block warna kuning. Hardscape area bermain berisi terowongan. Hardscape area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak. Hardscape area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman. Hardscape area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak. Hardscape area parkir meliputi paving sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda. TPS menggunakan hardscape berupa dinding. </em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><strong><em> : Rancangan Taman Rekreasi, Lahan Terbuka Hijau</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Kalisongo Village was once famous as a people's plantation area that produced oranges, but in its development, the plantation land began to disappear and was replaced by the development of housing estates. The rapid growth of housing provided by developers has created problems with social facilities and public facilities that have received little attention, and even worse, the green open spaces in this village are not maintained which gives the impression of slums. The design process was carried out based on references and adjustments from Bryan Lawson's theory. Based on the analysis of the drafting of the concept, the entrance to the park is divided into the main entrance and the supporting entrance. The Identity Monument is made minimalist and straightforward by using concrete and then giving natural stone as a surface covering and giving identity inscription using aluminum composite material. Pedestrian hardscape uses red paving block material supplemented with yellow guiding blocks. The hardscape of the play area contains tunnels. The hardscape of the reading area uses an abstract-shaped seat. Hardscape relaxing area in a circle around the center of the garden/the main focal point of the garden. The hardscape of the sports area is designed to follow the shape of the site. The hardscape of the parking area includes paving as ground cover, a canopy roof for motorbike parking, and bicycle racks. TPS uses hardscape in the form of walls.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em> : </em></strong><strong><em>Recreational Park Design, Green Open Land</em></strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>&nbsp;</p> <ol> <li>PENDAHULUAN</li> </ol> <p>Desa Kalisongo adalah desa yang ada di Kecamatan Dau.&nbsp; Kabupaten Malang yang tumbuh berkembang menjadi kota.&nbsp; Desa ini dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan.&nbsp; Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa ini tidak terawat yang memberi kesan kumuh.&nbsp; Terdapat juga permasalahan pada sarana untuk bersosialisasi, olahraga dan rekreasi untuk masyarakat di lingkungan tersebut yang tidak memadai.&nbsp; Dengan memperhatikan kondisi yang ada, selanjutnya masyarakat telah mengusulkan penyediaan sarana rekreasi dan olahraga pada lahan terbuka hijau yang sudah ada tetapi kurang terawat kepada pengembang dan kepala desa.&nbsp; Sesuai dengan usulan tersebut maka Kepala Desa telah permintaan bantuan kepada LPPM ITN Malang agar dapat memberikan bantuan teknis berupa penugasan kepada&nbsp; Tim Dosen dan Mahasiswa untuk melaksanakan perencanaan taman bermain pada lahan terbuka hijau yang sudah ada, lahan tersebut memiliki luas total 2.309,65 m<sup>2</sup>. Lokasi tapak berada pada pertemuan antara Perumahan Puncak Dieng Eksklusif dengan Bukit Dieng Permai dan Akses jalan Istana Dieng serta Lembah Dieng.</p> <ol start="2"> <li>TINJAUAN PUSTAKA</li> </ol> <p>2.1. Teori Tanam</p> <p>Pengertian taman secara umum adalah sebuah lahan terbuka hijau dengan luasan tertentu didalamnya terdapat pepohonan, perdu, rerumputan, semak, dan sebagainya yang dapat digabungkan dengan bahan lainnya yang telah dikreasikan.&nbsp; Berdasarkan peraturan oleh (Menteri Pekerjaan Umum, 2008) tentang Pedoman Penyedian dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, pengertian ruang terbuka hijau adalah berupa area jalur, memanjang atau mengelompok&nbsp; yang umumnya bersifat terbuka dan tempat tumbuh beberapa tanaman yang tumbuh secara alamiah ataupun yang sudah direncanakan.</p> <p>Menurut (Ashihara, 1970), selain indah secara estetika, dalam perancangan taman perlu adanya proses penataan dan pemilihan secara detail pada setiap elemen-elemen taman yang dapat membuat taman menjadi lebih fungsional. Adapun 3 kategori&nbsp; klasifikasi elemen taman, yaitu:</p> <ol> <li>Berdasarkan jenis dasar elemen ;</li> <li>Elemen alami (ciptaan Tuhan).</li> <li>Elemen <em>non</em>-alami (buatan manusia)</li> <li>Berdasarkan kesan yang ditimbulkan ;</li> <li>Elemen lunak (<em>soft material</em>), Seperti tanaman, air, satwa.</li> <li>Elemen keras (<em>hard material</em>), seperti, patung, pagar, paving, bangku taman, pergola, lampu taman dan kolam.</li> <li>Berdasarkan kemungkinan perubahan. <ol> <li>Elemen <em>mayor</em> (elemen yang sulit diubah), contohnya seperti pantai, gunung, sungai, kabut, hujan, suhu, kelembaban udara, angin, radiasi matahari, angin dan petir.</li> </ol> </li> <li>Elemen <em>minor </em>(elemen yang dapat diubah) contohnya seperti, tanaman, bukit kecil, sungai kecil dan elemen buatan manusia.</li> </ol> <p><a name="_Toc123580357"></a><a name="_Toc122391260"></a>2.2. Teori Tema Rancangan Taman</p> <p>Menurut (BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur, 2021) Iklim tropis umumnya berada pada rentang 0° - 23° lintang utara dan lintang selatan dari belahan bola dunia.&nbsp; Indonesia termasuk dalam iklim tropis karena terletak tepat di sekitar garis katulistiwa.</p> <p>Menurut (Susanto, 1984) modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan.</p> <h3><a name="_Toc123580358"></a><a name="_Toc122391261"></a>Kesimpulan Tema Rancangan Taman Berdasarkan Teori</h3> <h4>1)&nbsp; Taman Tropis</h4> <p>Taman tropis adalah perpaduan dalam kombinasi banyak jenis tanaman dengan berbagai jenis varian jenis tumbuhan dan tanaman yang tumbuh subur dengan adaptasi iklim tropis.</p> <h4>2)&nbsp; Taman modern</h4> <p>Pengertian taman <em>modern</em> disini adalah sebuah taman yang memiliki wahana dan alat-alat bermain lebih <em>modern</em> dan beda dari wahana dan alat-alat bermain pada taman bermain konvensional lainya, selain dari aspek wahana dan alat bermain, konsep modern ini juga akan diterapkan pada pola-pola <em>hardsacape</em> pada taman dengan unsur gradasi dan kontras.</p> <h4>3)&nbsp; Taman Tropis Modern</h4> <p>Konsep taman bermain tropis dengan sentuhan <em>modern</em>, konsep taman ini adalah desain taman yang menerapkan prinsip-prinsip perancangan taman tropis yang dikombinasikan dengan unsur-unsur <em>modern</em> wahana bermain ataupun melalui pola <em>hardscape</em> taman. Selain menggunakan tanaman tropis, pada konsep taman ini pemilihan jenis tanaman juga dapat menerapkan jenis tanaman <em>non</em>-tropis</p> <ol start="3"> <li><a name="_Toc123580362"></a><a name="_Toc122391265"></a>METODE PENYUSUNAN KONSEP RANCANG</li> </ol> <p>Menurut Lawson (2005) peta proses desain menunjukan negosiasi antara permasalahan dan solusi dengan masing-masing dilihat sebagai refleksi dari analisis, sintetis, dan evaluasi, namun dalam peta tersebut tidak menunjukan arah aliran dari satu aktivitas ke beberapa aktivitas lainya atau titik awal dan akhir.</p> <p><a name="_Toc122391629"></a>Diagram 1. Peta Umum Proses Desain</p> <p>Sumber : (Lawson, 2005)</p> <p>&nbsp;</p> <p>Analisis adalah urutan dan penataan masalah, Sintetis dicirikam oleh sebuah upaya untuk berkembang dan menciptakan respon terhadap permasalahan dan memberikan solusi.&nbsp; Evaluasi melibatkan evaluasi kritis yang disarankan solusi terhadap tujuan yang telah diidentifikasi dalam fase analisis.&nbsp;</p> <p>Sebagai tolak ukur dalam proses perancangan konsep rancangan taman rekreasi untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.&nbsp; Berikut merupakan peta proses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawson:</p> <p><a name="_Toc122391630"></a>Diagram 2. Penyesuaian Peta Proses Desain</p> <p>Sumber : Analisa Pribadi, 2022</p> <p>&nbsp;</p> <p>Berikut merupakan kerangka atau alur proses dalam penyusunan konsep rancang taman untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.</p> <p>&nbsp;</p> <p><a name="_Toc122391631"></a>Diagram 3. Kerangka alur proses penyusunan konsep rancangan taman</p> <p>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</p> <ol start="4"> <li>ANALISIS PENYUSUNAN KONSEP</li> </ol> <ul> <li><a name="_Toc123580384"></a><a name="_Toc122391299"></a> <strong>Konsep Pintu Masuk Taman</strong></li> </ul> <p>Pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung.&nbsp; Pintu masuk utama didesain dengan jalur yang tegas dan lurus menuju ke arah pusat taman yaitu pohon beringin.&nbsp; Komponen <em>hardscape</em> yang dipakai sebagai jalur adalah <em>paving block</em> berwarna merah dan <em>guiding block</em> berwarna kuning dengan lebar jalur 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk.&nbsp; Komponen <em>softscape</em> yang ada pada pintu masuk utama berupa rumput gajah mini dan pohon tanjung.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><a name="_Toc123580604"></a><a name="_Toc122391500"></a><a name="_Toc122391367"></a>Gambar 1. Konsep Pintu Masuk Utama.</p> <p>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</p> <p>&nbsp;</p> <p>Pintu masuk pendukung juga didesain tegas lurus menuju pusat taman dengan diberi tangga menuju area duduk dengan tinggi per anak tangganya 10 cm, lebar anak tangga 50 cm, lebar tangga 300 cm, jumlah anak tangga 7 buah dan lebar bordes 4,55 m.&nbsp; Komponen <em>hardscape</em> yang dipakai sebagai jalur adalah <em>paving block</em> berwarna merah dan <em>guiding block</em> berwarna kuning dengan ukuran jalurnya adalah 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk.&nbsp; <em>Softscape</em> yang ada pada pintu masuk pendukung ada pohon pucuk merah, rumput gajah mini, dan pohon palem raja.</p> <p><a name="_Toc123580605"></a><a name="_Toc122391501"></a><a name="_Toc122391368"></a><strong>Gambar </strong><strong>2</strong><strong>. Konsep Pintu Masuk Pendukung 01.</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><a name="_Toc123580606"></a><a name="_Toc122391502"></a><a name="_Toc122391369"></a><strong>Gambar </strong><strong>3</strong><strong>. Konsep Pintu Masuk Pendukung 02.</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580385"></a><a name="_Toc122391300"></a> <strong>Konsep Tugu Identitas</strong></li> </ul> <p>Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit.</p> <p><a name="_Toc123580607"></a><a name="_Toc122391503"></a><a name="_Toc122391370"></a><strong>Gambar </strong><strong>4</strong><strong>. Konsep Tugu Identitas Depan Parkir.</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><a name="_Toc123580608"></a><a name="_Toc122391504"></a><a name="_Toc122391371"></a><strong>Gambar </strong><strong>5</strong><strong>. Konsep Tugu Identitas Pinggir Jl. Terusan Dieng</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580386"></a><a name="_Toc122391301"></a> <strong>Konsep Pedestrian</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> pedestrian menggunakan material <em>paving block</em> warna merah dilengkapi dengan <em>guiding block</em> warna kuning dengan lebar jalur pedestrian adalah 1,5 meter.</p> <p><a name="_Toc123580609"></a><a name="_Toc122391505"></a><a name="_Toc122391372"></a><strong>Gambar </strong><strong>6</strong><strong>. Konsep Pedestrian</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580387"></a><a name="_Toc122391302"></a> <strong>Konsep Area Bermain</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> area bermain berisi terowongan diameter 1,85 meter dengan material beton warna kuning dan garis <em>outline</em> dengan perkerasan lantai acian warna ungu.&nbsp; Fasilitas yang diterapkan pada tempat bermain berupa wahana putaran dan area bermain pasir.</p> <p><a name="_Toc123580610"></a><a name="_Toc122391506"></a><a name="_Toc122391373"></a><strong>Gambar </strong><strong>7</strong><strong>. Konsep Area Bermain</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580388"></a><a name="_Toc122391303"></a> <strong>Konsep Area Baca</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak sehingga menimbulkan kesan <em>modern</em> dan dibuat memanjang agar menimbulkan efek garis fokus kearah pusat taman.&nbsp; Material yang dipakai pada tempat duduk adalah beton yang area sampingnya ditempel dengan batu alam. <em>Grass block</em> dipakai sebagai penutup tanah.&nbsp; <em>Softscape</em> yang diterapkan pada area taman adalah tanaman penutup tanah (Rumput Gajah Mini), tanaman pembatas (Rumput <em>Boxwood</em>).</p> <p>&nbsp;</p> <p><a name="_Toc123580611"></a><a name="_Toc122391507"></a><a name="_Toc122391374"></a><strong>Gambar </strong><strong>8</strong><strong>. Konsep Area Baca</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580389"></a><a name="_Toc122391304"></a> <strong>Konsep Area Santai</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman.&nbsp; Meliputi tempat duduk beton yang bagian sampingnya dilapisi batu alam dan penutup tanahnya menggunakan <em>paving block </em>warna merah dan abu-abu dilengkapi <em>guiding block</em> warna kuning.&nbsp; <em>Softscape</em> yang ada pada area santai meliputi pohon beringin sebagai tanaman peneduh dan pusat taman/titik fokus utama taman, pohon kerai payung sebagai tanaman peneduh. <em>&nbsp;</em></p> <p><a name="_Toc123580612"></a><a name="_Toc122391508"></a><a name="_Toc122391375"></a><strong>Gambar </strong><strong>9</strong><strong>. Konsep Area Santai</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p>&nbsp;</p> <ul> <li><a name="_Toc123580390"></a><a name="_Toc122391305"></a> <strong>Konsep Area Olahraga</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak yaitu segitiga dengan diberi garis pedestrian pada area olahraga sebagai pembatas zona <em>fitness</em> dan zona <em>callistenic </em>material pedestrial yang berwarna kuning menggunakan acian dan untuk penutup tanahnya menggunakan <em>grass block</em>.&nbsp; Fasilitas yang disediakan yaitu alat <em>fitness</em> taman dan tiang olahraga <em>callistenic</em>.&nbsp; <em>Softscape</em> meliputi palm putri sebagai tanaman peredu dan rumput <em>boxwood </em>sebagai tanaman pembatas.</p> <p><a name="_Toc123580613"></a><a name="_Toc122391509"></a><a name="_Toc122391376"></a><strong>Gambar </strong><strong>10.</strong><strong> Konsep Area Olahraga</strong></p> <p>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</p> <ul> <li><a name="_Toc123580391"></a><a name="_Toc122391306"></a> <strong>Konsep Area Parkir</strong></li> </ul> <p><em>Hardscape</em> area parkir meliputi <em>paving</em> sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda.&nbsp; <em>Softscape</em> meliputi pohon pucuk merah sebagai tanaman perdu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p><a name="_Toc123580614"></a><a name="_Toc122391510"></a><a name="_Toc122391377"></a><strong>Gambar 11. Konsep Area Parkir</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <ul> <li><a name="_Toc123580392"></a><a name="_Toc122391307"></a> <strong>Konsep TPS</strong></li> </ul> <p>TPS menggunakan <em>hardscape</em> berupa dinding sebagai pembatas dan <em>softscape</em> berupa bambu jepang dan lidah mertua sebagai perdu untuk mengurangi bau yang ditimbulkan sampah.</p> <p>&nbsp;</p> <p><a name="_Toc123580615"></a><a name="_Toc122391511"></a><a name="_Toc122391378"></a><strong>Gambar 12 Konsep Tempat Pembuangan Sampah</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <ul> <li><a name="_Toc123580393"></a><a name="_Toc122391308"></a> <strong>Lanskap Taman</strong></li> </ul> <p><a name="_Toc123580616"></a><a name="_Toc122391512"></a><a name="_Toc122391379"></a><strong>Gambar </strong><strong>13.</strong><strong> Site Plan</strong></p> <p><strong><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><a name="_Toc123580617"></a><a name="_Toc122391513"></a><a name="_Toc122391380"></a><strong>Gambar </strong><strong>14.</strong><strong> Mata Burung</strong></p> <p><em>Sumber : Dokumen Pribadi, 2022</em></p> <p>DAFTAR PUSTAKA</p> <p>Arifn, H. S. (2006). <em>Penjagaan tanaman hiasan tampil menawan.</em> Jakarta: Synergy Media.</p> <p>Ashihara, Y. (1970). <em>Exterior Design in Architecture.</em> New York: Van Nostrand Reinhold.</p> <p>BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur. (2021). <em>Buku Saku Klimatologi - Iklim dan Cuaca Kita.</em> Kota Malang: BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur.</p> <p>Hartati, A., &amp; Ernawati, J. (2018). Pola Pemanfaatan RUang Pada Taman Tematik di Kota Malang (Studi Kasus : Merbabu Family Park dan Taman Slamet). <em>Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya</em>.</p> <p>Lawson, B. (2005). <em>How Designers Think.</em> Routledge.</p> <p>Menteri Pekerjaan Umum. (2008). <em>05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.</em></p> <p>Susanto, A. S. (1984). <em>Sosiologi Pembangunan.</em> Kota Surakarta: Bina Cipta.</p> <p>Wahyuni, E., &amp; Qomarun. (2013). Identifikasi Lansekap Elemen Softcape dan Hardscape Pada Taman Balekambang Solo. <em>Sinektika Vol.13 No.2</em>, 116.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Breeze A. S. Maringka Gaguk Sukowiyono Debby Budi Susanti Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 155 168 10.36040/pawon.v8i1.6063 ANALISA ASPEK ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA RUMAH TEPIAN SUNGAI KOTA BANJARMASIN https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pawon/article/view/9111 <p><em>Iklim dan kondisi fisik sebuah wilayah menjadi penentu bagaimana kenyamanan dan keamanan sebuah bangunan. Kondisi alam, baik cuaca, tanah, udara, air dan makhluk hidup lainnya, menjadi sebuah pertimbangan dalam memilih dan menentukan tempat tinggal mereka. Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang hadir berdasarkan respon masyarakat terhadap lingkungannya. Seperti halnya Kota Banjarmasin, sungai menjadi orientasi hidup bagi masyarakat Kota Banjarmasin. Lingkungan sungai memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dari dasar tersebut didapatkan sebuah rumusan bagaimana respon atau penyesuaian rumah-rumah vernakular yang berada pada kawasan tepian sungai Kota Banjarmasin terhadap lingkungan sungainya. Dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah karakteristik bangunan yang sesuai dengan lingkungan sungai Kota Banjarmasin. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengamati rumah vernakular pada permukiman tepan sungai Kota Banjarmasin yang berada di sepanjang aliran sungai Martapura. Terdapat beberapa aspek yang menjadi elemen dasar dalam penelitian ini, yaitu aspek teknis, aspek budaya dan aspek lingkungan. Hasil dari penelitian ini mendapatkan bahwa rumah-rumah tepian sungai di Kota Banjarmasin merupakan produk dari adaptasi yang cepat terhadap kondisi fisik, budaya, dan lingkungan sekitarnya, menciptakan suatu keseimbangan yang harmonis antara tradisi dan perkembangan zaman.</em></p> Amar Rizqi Afdholy Adhi Widyarthara Annisa Yuniar Copyright (c) 2024 Pawon: Jurnal Arsitektur 2024-02-08 2024-02-08 8 1 169 182 10.36040/pawon.v8i1.9111