ASPEK EDUKATIF DAN REKREATIF PADA RUANG PUBLIK LINGKUNGAN PERUMAHAN

Studi Kasus: Kavling Sidomakmur Baru, Kabupaten Malang

Abstract

Pada umumnya, lingkungan perumahan atau kavling belum memiliki ruang publik yang dapat mewadahi aktifitas lingkungan sekitarnya. Ruang publik biasanya dikenal sebagai wadah interaksi sosial baik individu ataupun kelompok. Menurut Carr (1992), ruang terbuka publik merupakan tempat yang memiliki fungsi sebagai ruang kegiatan menetap dan rutin yang menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan komunikasi, bermain dan bersantai. Prasarana ini merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk dapat membantu manusia dalam mendapatkan kepuasan, perlindungan, dan kehidupan sosial yang tertata dengan baik. Ruang publik dalam kajian desain ini berupa perancangan taman terbuka yang memiliki aspek edukatif dan rekreatif pada lingkungan perumahan, karena semakin pesatnya perkembangan teknologi digital setelah masa pandemi berlangsung mendorong terciptanya ruang publik yang memiliki aspek edukatif dan rekreatif sehingga mampu mengikuti perkembangan mental maupun digital serta dapat mendorong dan memupuk rasa kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan, bahwa ruang publik tidak hanya digunakan sebagai wadah bersosialisasi, namun juga sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi penggunanya baik bagi orangtua, dewasa mapun anak dan balita (segala usia). Metode yang digunakan dalam kajian desain ini berupa metode diskusi, metode observasi dan analisis data, serta metode Partisipasi Sosial (Participatory Action Research). Menurut (Soedarwo, Zuriah, Yuliati, & Suwignyo, 2017) metode PAR memiliki karakteristik dalam kegiatannya yaitu merencanakan sebuah perubahan, mempelajari dan mengamati proses dan konsekuensi perubahan, mengkaji proses dan konsekuensi tersebut, merencanakan ulang, mempelajari dan mengamati serta mengkaji.