STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI JUMLAH ALAT SAMBUNG SEKRUP, BAUT DAN PAKU RIVET PADA SISTEM SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA CANAI DINGIN C75
Studi Kasus Variasi Alat Sambung pada Canai Dingin Tebal 0,65 mm, 0,75 mm dan 1,00 mm
Abstract
Baja canai dingin C75 merupakan material yang digunakan dalam konstruksi bangunan dengan bobot yang lebih ringan dibandingkan dengan baja konvensional. Salah satu aspek penting dalam desain baja ringan C75 adalah sambungan, dimana sambungan harus di desain dengan aman sehingga sangat penting untuk menjaga integritas struktural bangunan dan memastikan keamanan pengguna bangunan. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk mendapatkan formulasi tipe sambungan baja ringan C75 yang tepat kaitannya dengan ketebalan baja canai dingin C75. Metode yang digunakan yaitu dengan membuat sistem sambungan berupa variasi sambungan yang terdiri dari sambungan menggunakan sekrup saja, dikombinasikan sekrup dan baut, dan sambungan yang menggunakan paku rivet. Secara keseluruhan dari hasil pengujian yang didapatkan bahwasanya penggunaan sambungan baja ringan dengan model modifikasi antara sekrup dengan baut menghasilkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat sambung rivet saja ataupun sekrup saja, hal ini terjadi sama pada setiap tebal baja ringan yang diuji baik tebal 0,65 mm, 0,75 mm maupun 1,00 mm. Hasil terbesar yaitu terdapat pada smbungan 4 sekrup 1 baut pada ketebalan baja ringan 1,00 mencapai 100,00 N dengan lendutan 2,58 mm. Bila dibandingkan dengan rivet terjadi peningkatannya mencapai 42,50% sedangkan dibandingkan dengan sekrup terjadi peningkatan 20,00%. Sehingga sambungan rivet bersifat getas dibandingkan dengan sekrup dan sambungan sekrup dengan baut menjadi sambungan yang lebih daktail, sehingga dapat direkomendasikan sebagai sambungan pada baja ringan. Hanya saja baja ringan yang memiliki tebal lebih besar cendrung tidak berakibat buckling dibandingkan dengan baja ringan yang jauh lebih tipis, dimana kemungkinan akan terjadinya buckling pada material baja ringan