PENGARUH LIMBAH ABU KAYU BAKAR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPAL CONCREAT-BINDER COURSE (AC-BC)
Studi Kasus di Industri Pabrik Tahu Ledok Kulon, Kecamatan Bojonegoro
Abstract
Aspal adalah jenis bahan baku utama pembuat jalan di Indonesia yang berasal dari olahan minyak bumi. Salah satu aspal jenis hot mix yang sering dipakai di Indonesia adalah Aspal concrete(AC)/Aspal beton. Asapal terdiri dari agregat halus agregat kasar sebagai perekat dan filler sebagai bahan pengisi. Dalam proses pembuatan perkerasan jalan dapat dilakukan penggantian sejumlah bagian semen dengan bahan lain yang ramah lingkungan atau bisa juga dengan memanfaatkan limbah. Seperti halnya penggantian filler dengan Abu kayu yang merupakan material sisa hasil dari pembakaran yang berupa bubuk, Diindrustri pabrik tahu Ledok kulon ini merupakan pabrik tahu yang menggunakan bahan dasar kayu untuk membakar atau menggoreng tahu tersebut. Sehingga limbah abu kayu bakar dapat berguna dan memiliki nilai jual. Fungsi filler ini adalah mengisi rongga yang berada di dalam campuran sehingga rongga tersebut tidak hanya di isi dengan bitumen/ aspal melainkan diisi dengan material yang lebih halus. Hasil dari uji laboratorium dengan persentase aspal 6.5% didapatkan tiga vasriasi filler dengan nilai berbeda yaitu filler variasi pertama 5.5% dengan nilai Marshall stability 3258.53, flow 1.58, vim 5.10 dan Marshall quetient 2064.64. Filler variasi kedua 6% dengan nilai Marshall stability 2734.93, flow 1.84, vim 4.09 dan Marshall quetient 1500.90. Filler variasi ketiga 6.5% dengan nilai Marshall stability 1273.87, flow 1.63, vim 7.4 danMarshall quetient 773.19. Dari nilai diatas disimpulkan bahwa Abu kayu bakar dikatakan kurang layak sebagai pengganti filler untuk perkerasan jalan dengan presentase yang rendah. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa filler 6.17 % yang memenuhi aspal standar Bina Marga