EKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA

  • Riska Yudhistia A D-III Anafarma, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
  • Rachmat Triandi T Jurusan Kimia,Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang
  • Danar Purwonugoho Jurusan Kimia,Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang
Keywords: Alumina, lumpur Lapindo, asam klorida, ekstraksi, pemanasan.

Abstract

Lumpur Lapindo Sidoarjo dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber logam aluminium di
Indonesia, melihat kandungan Al2O3 yang cukup tinggi yaitu sebesar 18,27 %. Kandungan oksida silika yang
juga cukup tinggi dalam lumpur Lapindo menjadi perhatian khusus untuk memisahkan oksida tersebut dari
oksida alumina. Oksida silika tidak larut dalam asam sedangkan oksida aluminium larut dalam asam. Ekstraksi
Al2O3 dilakukan menggunkan pelarut asam klorida. Sampel yang telah dikalsinasi pada 700 oC selama 1 jam,
ditumbuk kemudian diayak dengan ayakan 100 mesh. Sampel yang lolos kemudian diekstraksi menggunakan
HCl konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 M dengan metode pemanasan dan tanpa pemanasan untuk tiap konsentrasi.
Alumina yang didapatkan kemudian diendapkan sebagai Al(OH)3 pada pH 8. Endapan Al(OH)3 yang telah
dikeringkan dalam oven kemudian dikalsinasi 600 oC selama satu jam untuk membentuk Al2O3. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi asam klorida dan pemanasan mempengaruhi massa Al2O3 yang didapatkan.
Meningkatnya konsentrasi HCl dan metode pemanasan meningkatkan massa endapan Al2O3 yang didapatkan.
Massa endapan Al2O3 maksimum diperoleh pada ekstraksi dengan metode pemanasan dan konsentrasi HCl 6 M.
Massa endapan yang didapatkan sebesar 6,2454 gram dengan prosentase rendemen 62,45% dengan tingkat
kemurnian 57,21%.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-02-03