Strategi Pengelolaan Museum Sebagai Daya Tarik Wisata Warisan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Ekha Zulaikha Statistika, Universitas Islam Indonesia
  • Syarifah Rosita Dewi Statistika, Universitas Islam Indonesia
  • Wilda Zulvia Agustami Statistika, Universitas Islam Indonesia
  • Annisa Alwa Statistika, Universitas Islam Indonesia
  • Mia Rizky Agustin Statistika, Universitas Islam Indonesia
  • Kariyam S.Si., M.Si Statistika, Universitas Islam Indonesia
Keywords: Analisis Deskriptif, Korelasi Spearman, Museum, Objek Wisata, Yogyakarta.

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku dan budaya. Namun seiring
perkembangan zaman keberagaman suku dan budaya mulai menghilang. Museum memiliki peran strategis
karena memiliki amanat untuk mencerdaskan bangsa. Namun dalam kenyataannya, masih terdapat hambatan
dalam pengembangan dan pengotimalan fungsi museum, salah satunya adalah fungsi museum yang tidak
diimbangi profesionalitas SDM serta belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Kesadaran akan
identitas masyarakat atau bangsa terhadap perkembangan budaya dapat dicerminkan dari antusiasme
masyarakat terhadap perkembangan museum. Namun, di era globalisasi ini, museum sudah jarang dikunjungi
oleh masyarakat Indonesia. Banyak orang beranggapan bahwa berkunjung ke museum itu merupakan hal yang
kuno dan membosankan, padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan berkunjung ke museum,
mulai dari melihat benda-benda bersejarah secara langsung sehingga mendapatkan deksripsi secara lengkap,
dan juga dapat memahami nilai-nilai warisan. Pemanfaatan cagar budaya khususnya usaha museum sebagai
area publik diklaim harus mampu mengantarkan program dan kegiatan yang bersifat edukatif dan suasana yang
menyenangkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan terhadap museum di Yogyakarta
sebagai sarana untuk meningkatkan daya tarik wisata budaya dengan melihat karakteristik pengelolaan
Museum sebagai daya tarik wisata heritage di kawasan Istimewa Yogyakarta. Analisis ini digunakan dalam
analisis deskriptif dan analisis korelasi Spearman. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan citra museum dan tanggal di setiap museum memiliki hubungan antara harga tiket dengan jumlah
pengunjung. Analisis analisis deskriptif digunakan. Analisis ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran
pengelolaan museum. Hasil analisis yang didapat paling banyak pengunjungnya adalah Museum Benteng
Vredeburg 2014-2016. Padahal, jumlah pengunjung terendah adalah pergerakan wanita. Benteng Vredeburg
memiliki jumlah pengunjung terbanyak karena museum ini memiliki koleksi lengkap mengikuti Museum Gunung
Merapi yang melakukan promosi dengan baik. Kemudian, dalam analisis korelasi tersebut, diperoleh hasil 0,1
berarti antara harga tiket tidak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-02-03