SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH AGREGASI OLT PADA PERFORMANSI JARINGAN NG-PON2

  • Ardella Stephanie Putri Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom
  • Akhmad Hambali Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom.
  • Afief Dias Pambudi Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom
Keywords: NG-PON2, Time-and-Wavelength Division Multiplexing, Sistem Komunikasi Serat Optik.

Abstract

Passive Optical Network (PON) merupakan jaringan akses serat optik yang ramah lingkungan karena konsumsi daya yang rendah. Teknologi PON terbaru yaitu NG-PON2 distandarisasi ITU-T pada tahun 2015. Hingga saat ini NG-PON2 belum pernah digelar. Makalah ini melakukan perancangan dan evaluasi performansi NG-PON2 dengan teknik TWDM. Perancangan dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh pada performansi NG-PON2 apabila dilakukan eksplorasi bandwidth dengan pemakaian hingga delapan kanal TWDM. Skenario pengujian menggunakan kecepatan 40 Gbps hingga 80 Gbps downstream (skema WDM) dari OLT dengan menggunakan agregasi empat hingga delapan OLT yang masing-masing kanal OLT memiliki kecepatan 10 Gbps dan kapasitas kecepatan upstream 10 Gbps hingga 40 Gbps (skema TDM). Simulasi dilakukan menggunakan dua kali titik pembagi dengan jumlah user 64 dan jarak 30 km sebagai jarak optimal dari 5 skenario yang digunakan. Dari hasil simulasi, dilakukan analisis receiver power, OSNR, Q-factor, dan BER dengan menggunakan perangkat lunak Optisystem. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan agregasi delapan OLT memberikan performansi yang terbaik untuk transmisi downstream berdasarkan parameter analisis receiver power dan OSNR. Namun sebaliknya untuk transmisi upstream, performansi terbaik dengan penggunaan empat OLT yaitu dengan nilai yang didapatkan -27,44175 dBm dan 72,423505 dB. Sedangkan kondisi kualitas link arah downstream yang direpresentasikan dengan besaran nilai parameter Q-factor, performansi terburuk pada penggunaan delapan OLT yang direpresentasikan kecilnya nilai Q-factor 7,683231 dan besarnya nilai BER 6,93749.10-12. Pada transmisi upstream, rata-rata nilai BER menjadi tidak stabil dikarenakan tingginya nilai Q-factor yang hanya terjadi pada salah satu kanal yang disebabkan oleh PMD. Performansi terbaik untuk upstream berdasarkan parameter analisis Q-factor yaitu 13,46015 dengan penggunaan empat OLT.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-12-27