Model Supply Chain Maritime Resilience Menggunakan Metode Macroergonomic Analysis and Design dengan Perspektif Risk Management

Studi Kasus: PPI Bonto Bahari, Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan

  • Yolanda Lapai Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
  • Evi Yuliawati Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Keywords: Bulukumba, MEAD, perikanan tangkap, risk agent

Abstract

Peningkatan produksi ikan tangkap mendorong terbentuknya jaringan rantai pasok perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bonto Bahari di Kabupaten Bulukumba. Dalam operasionalnya, rantai pasok menghadapi banyak gangguan/risiko. Ketahanan rantai pasokan mengacu pada kemampuan untuk kembali ke keadaan semula atau lebih diinginkan setelah gangguan/risiko. Untuk mengurangi potensi risiko tersebut dirancang model supply chain maritime resilience dengan menggunakan metode Macroergonomic Analysis of  Design (MEAD).  Melalui metode MEAD diperoleh risk agent prioritas yang mempengaruhi rantai pasok. Risk agent yang terjadi merupakan penyebab kejadian risiko maritim yang berupa risiko makro dan operasional. Hasil penelitian mendapatkan bahwa prioritas risk agent pada pemasok (Kapal X) adalah kode A2 yaitu keterlambatan pembelian es balok dengan nilai ARP sebesar 1104, sedangkan pada pengepul (Pedagang Besar) adalah kode A3 yaitu keterlambatan pergantian es balok dengan nilai ARP sebesar 1554. Penanganan yang dilakukan pelaku rantai pasok terhadap prioritas risiko saat ini belum optimal. Model supply chain maritime resilience yang dihasilkan menggambarkan penanganan terhadap prioritas risk agent baik pada pemasok (Kapal X) maupun pengepul (Pedagang Besar). Ketahanan rantai pasok dapat terjaga dengan menerapkan aksi mitigasi, yaitu difungsikan kembali pabrik es balok pada   PPI dengan kerja sama antara PPI dan nelayan juga Sosialisasi dan pelatihan dalam menghitung kebutuhan es balok.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-07-14