Pemanfaatan Limbah (Ampas Tebu Kering, Kulit Pisang Kering, Kulit Nanas Kering) pada Pemurnian Minyak Jelantah

  • Harimbi Setyawati Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang
  • M. Satria Mandala Putra Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Evelyn Natasya Azarine Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang
Keywords: Minyak Jelantah, Pemurnian, Pemanfaatan Limbah.

Abstract

Minyak jelantah dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, pengendapan lemak pada pembuluh darah dan dapat mengurangi kecerdasan, karena di dalam minyak jelantah terdapat senyawa-senyawa yang bersifat karsiogenik (Alamsyah et al., 2017). Oleh karena itu, perlu dilakukam proses pemurnian minyak goreng bekas sebelum dibuang ke lingkungan (Miskah et al., 2019). Kualitas minyak goreng ditentukan dari komponen asam lemak penyusunnya, yakni golongan asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mengandung ikatan rangkap. Sebaliknya, asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Asam lemak yang memiliki semakin banyak ikatan rangkap akan semakin reaktif terhadap oksigen sehingga cenderung mudah teroksidasi. Sementara itu, asam lemak yang rantainya dominan mengandung ikatan tunggal cenderung lebih mudah terhidrolisis.  Kedua proses kerusakan tersebut dapat menurunkan kualitas minyak. Reaksi penting lain adalah hidrogenasi, yaitu penjenuhan ikatan rangkap oleh hidrogen. Pengaruh waktu rendam terhadap kemurnian minyak jelantah yang dihasilkan dari amoas tebu, kulit nanas, dan juga kulit pisang yaitu: waktu optimum pada pemurnian minyak jelantah adalah di waktu ke-72 jam, bahan penyerap yang sangat baik dgunakan adalah ampas tebu, kandunga lignin pada kulit pisang mengalami penurunan sebesar 0,88% untuk kulit nanas sebesar 0,35% dan untuk ampas tebu sebesar  1,27%.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-07-14