Model Integrasi Optimasi dengan Metode Emas (Eco Management Audit Scheme) dan Saving Matrix

Studi Kasus: Pengangkutan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik

Abstract

Timbulan sampah Kabupaten Gresik sebesar 191.897,25 ton/hari. Jumlah sampah yang masuk ke TPA sebesar yakni 83.950 ton/hr, sehingga sampah yang belum terlayani 107.947,25 ton/hari. Untuk bisa meningkatkan pelayanan persampahan perlu dilakukan optimalisasi pengangkutan sisa sampah di Kabupaten Gresik. Dalam optimalisasi pengangkutan sampah harus ramah lingkungan sehingga digunakan metode perpaduan antara Emas (Eco Management Audit Scheme) dan Saving Matrix. Dalam pengimplementasian metode Emas (Eco Management Audit Scheme) mengharuskan pemilahan sampah dari sumber untuk memudahkan pengolahan sampah di TPA, sehingga untuk setiap Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan bak dump truck harus disediakan tempat sampah terpilah organik dan anorganik, dari hasil penelitian ini setiap TPS rata – rata komposisi sampahnya adalah 43% sampah organik dan 57% sampah anorganik, sedangkan metode saving matrix, terdapat 3 tahapan yang dibutuhkan yaitu penentuan matrix jarak, penentuan matrix penghemat dan pengalokasian rute. Data primer yang dibutuhkan yaitu rute eksisting pengangkutan sampah, koordinat tiap TPS, koordinat TPA, jarak antar TPS, dan jarak TPS ke TPA. Data sekunder berupa jumlah TPS, jumlah armada pengangkut dan jadwal pengambilan sampah. Hasil dari penerapan metode saving matrix menunjukan jarak tempuh yang semula sebesar 741,92 km dapat di reduksi menjadi 650,19 km, yang berarti dapat menghemat sebesar 91,73 km atau 12,36%. Sehingga biaya bahan bakar yang semula Rp 1.921.572/hari dengan penerapan metode saving matrix turun menjadi Rp 1.683.983/hari. Penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp 237.590/hari atau sebesar 12.36%.