Perancangan Jaringan Backbone Optik 4G LTE DWDM Di Kabupaten Bandung Selatan

  • Aditya Perkasa Whira Nugraha Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Bandung
  • Efrat Murpratama Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Bandung
  • Ryan Topani, Amd.T Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Bandung
  • Erna Sri Sugesti Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Bandung
Keywords: LTE, Link Power Budget, Rise Time Budget, BER, Q-factor.

Abstract

Peningkatan akan kebutuhan layanan seluler di Indonesia maupun dunia, melatar-belakangi 3GPP menggagas teknologi seluler generasi ke 4 yaitu Long Term Evolution (LTE). 4G LTE merupakan solusi dari permasalahan kebutuhan kapasitas dan kualitas jaringan pada daerah dengan populasi pengguna yang cukup tinggi seperti daerah Bandung Selatan. Pengimplementasian teknologi tersebut didukung oleh jaringan transmisi berkecepatan tinggi yang menghasilkan kapasitas bandwidth yang lebar seperti jaringan backbone optik. Perancangan backbone optik daerah Bandung Selatan menggunakan jenis kabel G-652 sepanjang 48,1 km melewati 4 STO utama yaitu Soreang, Banjaran, Buahbatu dan Margahayu dengan menggagas konsep topologi ring. Teknologi WDM yang digunakan yaitu STM-16 dengan bitrate 2,5 Gbps. Rata-rata daya yang didapat untuk setiap STO yaitu -24 dBm. Nilai tersebut di atas nilai minimum power (receiver sensitivity) -28 dBm yang mengacu pada standar parameter ITU-T G.984.2. Rata-rata rise time budget untuk tiap STO adalah 61 ps, nilai tersebut masih di bawah nilai standar maksimum NRZ 280 ps dan RZ 140 ps, sehingga line coding yang digunakan bisa menggunakan keduanya. Bit Error Rate rata-rata link backbone ≤ 10-9 dan rata-rata nilai Q-factor ≥ 6.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-02-02