open access

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi dengan lempeng tektonik yang aktif dan selalu mengalami pergerakan. Sementara gunung api baik yang aktif maupun yang tidak aktif, sebagian besar terdapat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Beberapa kejadian gempa di Indonesia menimbulkan tsunami, tercatat kejadian gempa yang besar (7.8 Mw) tahun 1992 di Flores, Jawa Timur (7.8 Mw) tahun 1994, di Aceh 2004 (9.0 Mw), Nias (8.7 Mw) di tahun 2005, Pangandaran (7.7 Mw) dan Yogyakarta (5.9 Mw) di tahun 2006 diikuti dengan gelombang tsunami (Katalog Tsunami BMKG, 2018). Data tersebut, sejarah kegempaan di sebelah selatan Pulau Jawa tidak begitu banyak, dibandingkan dengan sebelah barat Pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku.

Kabupaten Tulungagung, sebagian wilayah kecamatan yang terletak di sebelah selatanberbatasan langsung dengan laut terbuka, yaitu Samudera Hindia. Tercatat dalam sejarah, bahwa wilayah selatan Kabupaten Tulungagung terdampak oleh gelombang tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik di selatan Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 2 Juni 1994, yang pusatnya berada pada koordinat -10.48 LS dan 111.83 BT (usgs.gov). Gelombang tsunami menerjang pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, di beberapa wilayah dengan tinggi gelombang yang variatif, tercatat gelombang tertinggi mencapai 4.8 meter di Pantai Popoh (usgs.gov). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memanfaatkan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan metode analisis weighted overlay untuk mendapatkan peta kerentanan gelombang tsunami dengan memasukkan parameter yang mempengaruhi kerentanan suatu wilayah terhadap gelombang tsunami (Diposaptono dan Budiman, 2006, dalam Seandy Firmansyah, IPB, 2012). Bobot untuk masing-masing parameter ditentukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).