open access

Abstract

Perbedaan variasi denah dalam pembangunan suatu gedung diakibatkan minimnya lahan yang ada sehingga bentuk denah didesain untuk memaksimalkan pengggunaan lahan. perbedaan variasi ini memiliki dampak terhadap perilaku gedung tersebut setelah terkena gaya gempa terutama pada gedung lantai tinggi. Pada penelitian ini dilakukan analisan perbandingan perilaku struktur pada gedung 6 lantai dengan  3 (tiga) variasi permodelan yakni denah beraturan (Model 1) dan denah tidak beraturan berbentuk “L” dengan nilai reduksi 0,25% (Model 2) dan nilai reduksi 0,4% (Model 3).  Perilaku struktur yang dianalisa dalam penelitian ini adalah besar nilai periode, nilai simpangan (displacement) dan nilai simpangan antar lantai (story drift). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa gedung dengan denah beraturan (Model 1) lebih stabil dibandingkan (Model 2) dan (Model 3) dengan nilai periode sebesar 1,663 s, nilai simpangan (displacement) maksimum 0,602543 mm dan nilai simpangan antar lantai (story drift) maksimum sebesar 0,61435 mm, sedangkan pada denah tidak beraturan (Model 2) memiliki nilai periode sebesar 1,957 s, nilai simpangan (displacement) maksimum 0,681990 mm dan nilai simpangan antar lantai (story drift) maksimum sebesar 0,64093 mm kemudian denah tidak beraturan (Model 3) memiliki perilaku paling tidak stabil dengan nilai periode sebesar 1,962 s, nilai simpangan (displacement) maksimum 0,64093 mm dan nilai simpangan antar lantai (story drift) maksimum sebesar 0,657736