PENGENDALIAN KUALITAS TELUR AYAM MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)

  • Richat Gutawa Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Iftitah Ruwana Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Thomas Priyasmanu Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Keywords: Check Sheet, Statistical Quality Control, Fishbone Diagram, FMEA, Usulan Perbaikan

Abstract

Peningkatan usaha budidaya ayam petelur di Indonesia menjadi industri yang memiliki bagian yang lengkap dan memiliki kemungkinan yang sangat meyakinkan, dimana kemajuan usaha ini membuat komitmen yang sungguh-sungguh terhadap pergantian peristiwa peternakan. Meskipun proses produksi telah dilakukan dengan baik, tetapi hal tersebut sepenuhnya tidak dapat berjalan dengan mulus. Hal ini seringkali disebabkan masih ditemukan produk yang dihasilkan masih jauh dengan standar perusahaan seperti terdapat telur yang cacat, yaitu diantaranya kulit telur retak, telur pecah, dan warna kulit telur pucat disebabkan oleh penyakit, cuaca dan lingkungan sekitar dimana hal ini dapat menyebabkan kualitas telur menjadi banyak produk cacat atau kurang baik. Mengidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan kecacatan telur ayam pada UD. RA Jaya. Memberikan usulan perbaikan mencegah timbulnya kecacatan pada telur di UD. RA Jaya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan. Penelitian ini menggunakan metode SQC (Statistical Quality Control) yaitu metode pengendalian kualitas produk pada tingkat biaya yang paling minimum. Dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal produksi, pada saat proses produksi berlangsung hingga produk jadi. Penyebab cacat diantaranya faktor manusia (man), faktor mesin (machine), metode (method), bahan baku (materials), lingkungan (environment). Pada cacat tertinggi berupa telur pecah disebabkan karena faktor manusia (kelalaian karyawan dan ketidakdisiplinan karyawan), faktor mesin (rusaknya kandang ayam), faktor metode (peletakan jumlah ayam dalam baterai).Usulan perbaikan yang perlu dilakukan pada penyebab kecacatan jenis cacat tertinggi berupa kulit telur yang pecah, yaitu dimulai dari Risk Priority Number tertinggi adalah peletakan  jumlah ayam dalam baterai. Koordinasi dengan karyawan agar melakukan penempatan ayam dengan SOP yang sudah ditetapkan perusahaan yaitu maksimal 2 ekor ayam dalam 1 baterai tidak melebihi dari 2 ekor ayam dan Melakukan pemindahan ayam jika ayam  ada yang terkena penyakit seperti gumboro dan ND.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2023-12-04
How to Cite
GutawaR., RuwanaI., & PriyasmanuT. (2023). PENGENDALIAN KUALITAS TELUR AYAM MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC). Jurnal Valtech, 6(2), 353-359. Retrieved from https://ejournal.itn.ac.id/index.php/valtech/article/view/7661