Analisis Welding Defect Rate Dan Penanganannya Dengan Metode Six Sigma Dan FMEA

  • Fajar Kurniadi Teknik Industri S-1, ITN Malang
  • Fourry Handoko Teknik Informatika, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Thomas Priyasmanu Teknik Informatika, Institut Teknologi Nasional Malang

Abstrak

Abstrak, PT Meindo Elang Indah adalah salah satu kontraktor EPCI (Engineering, Procurement, Construction, Instalation) untuk industri petrokimia, energi, hulu minyak dan gas.  Proses pengelasan merupakan salah satu proses atau tugas yang paling kritis dalam pelaksanaan proyek oil & Gas industri.  Dalam pengerjaannya peneliti banyak penemukan pengelasan yang defect.  Hal ini memotivasi penulis untuk melakukan penelitian mengenai kinerja kualitas pengelasan di Perusahaan tersebut, terutama pada bagian fabrikasi.  Adapun alternatif penyelesaian masalah mengenai kualitas pengelasan dapat dilakukan dengan analisis metode Six Sigma.  Berdasarkan hasil survey ditemukan Welding Defect Rate yang terjadi selama bulan agustus hingga oktober 2020 yaitu rata-rata sebesar 7.58%, nilai tersebut jauh dari target welding defect yang sudah ditentukan yaitu sebesar 1%, sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan.  Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: Upaya dalam memberikan rekomendasi perbaikan dalam menurunkan tingkat defect rate proses pengelasan yang tinggi dalam rangka mencapai on time delivery pada perusahaan PT. Meindo elang Indah.  Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan documentasi untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.  Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase jumlah defect setiap bulannya selama tiga bulan, setelah mendapatkan hasil persentase dilakukan perhitungan DPMO dan nilai level Sigma yang diperoleh.  Setelah mendapatkan nilai sigma dilakukan analisis diagram pareto dan diagram sebab-akibat untuk mengetahui karakteristik defect apa saja yang paling banyak di identifikasi.  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa diperoleh Sigma level yang dicapai rata-rata sebesar 3.67 level sigma, hasil dari diagram pareto ditemukan bahwa karakteristik defect Undercut dan Porosity merupakan jenis defect yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 27%, mengikuti Incomplete Penetran 19%, Slag Inclusion 17%, Incomplete Fusion 10%.  Pada analisis FMEA didapat bahwa faktor Manusia dan Metode merupakan faktor yang paling berdampak pada defect rate pengelasan, yaitu dengan RPN (risk Priority Number) sebesar 252 & 315. 

 

Kata Kunci : Welding Defect Rate, DPMO, Sigma Level

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2022-03-14
Bagian
Articles