PENGARUH PEMANFAATAN LIMBAH KULIT TELUR SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT HALUS 0/5
Studi Kasus : Pada Lapisan Aspal HRS-WC Ditinjau Dari Nilai Marshall Test
Abstrak
Lapis Aspal HRS WC merupakan lapis aus permukaan, aspal beton sendiri terdiri dari campuran agregat halus, agregat kasar, dan bahan pengisi (filler). Bahan limbah kulit telur digunakan sebagai inovasi untuk memanfaatkannya mutu perkerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah Kulit Telur sebagai bahan pengganti agregat 0/5 ditinjau dari nilai karakteristik pada campuran lapisan aspal beton dan juga kelayakan dari limbah Kulit Telur sebagai bahan pengganti agregat 0/5 pada lapisan HRS-WC. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium bahan kontruksi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang pada bulan Februari 2020Dari hasil pegujian Hipotesis untuk campuran limbah kulit telur pada stabilitas, flow, VIM, VMA, MQ, VFA dimana Fhitung = 32,748 > Ftabel = 3,48. Dan untuk hasil analisis nilai karakteristik pada kadar Limbah Kulit Telur 25%, 50%, 75% dan 100% didapatkan nilai stabilitas secara berturut-turut 976,60 kg, 937,05 kg, 774,37 kg, 690,58 kg. Flow 3,43 mm, 3,57 mm, 3.67 mm, 4,09 mm. VIM 5,04%, 5,20%, 5,36%, 5,60%. VMA 19,53%, 19,21%, 18,91%, 18,67%. VFA 74,17%, 72,94%, 71,63%, 69,99%. MQ 276,63 kg/mm, 256,63 kg/mm, 200,26 kg/mm, 169,10 kg/mm. Dengan demikian pada kadar 75% dan 100% didapatkan hasil yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi HRS-WC.