ANALISIS DAMPAK AKSES PINTU TOL SAWOJAJAR TERHADAP KINERJA SIMPANG

Studi Kasus : Jalan Ki Ageng Gribig Dan Jalan Muharto Kota Malang

  • Jefrian Niksandro Awang Teknik Sipil S1, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Nusa Sebayang Teknik Sipil S1, Institut Teknologi Nasional Malang
  • Togi H Nainggolan Teknik Sipil S1, Institut Teknologi Nasional Malang
Kata Kunci: Dampak Akses Pintu Tol Sawojajar, Kinerja Simpang Jalan Ki Ageng Gribig-Jalan Muharto, Perbaikan Simpang

Abstrak

Simpang Jalan Ki ageng Gribig - Jalan Muharto merupakan salah satu simpang yang terkena dampak dari adanya akses pintu tol Sawojajar di Kota Malang. Sehingga, perlu adanya kajian pada ruas simpang Jalan Ki Ageng Gribig-Jalan Muharto terkait dampak dari akses pintu tol Sawojajar agar bisa memberikan solusi perbaikan terhadap simpang tersebut. Oleh sebab itu dalam study ini dilakukan analisis dampak akses pintu tol Sawojajar terhadap kinerja simpang Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Muharto Kota Malang. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survey langsung dilapangan selama 3 hari pengamatan berupa data geometrik jalan dan data volume lalulintas. Lokasi survey yaitu pada simpang Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Muharto. Survey dilakukan pada kondisi sebelum dan sesudah beroperasinya akses pintu tol Sawojajar. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS Kota Malang dan data hasil penelitian terdahulu. Analisa dilakukan terhadap derajat kejenuhan, panjang antrian dan tundaan. Sebagai dasar analisa digunakan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014. Dampak akses pintu tol Sawojajar terhadap kinerja simpang Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Muharto sebelum dan sesudah beroperasinya akases pintu tol tersebut yaitu sebelum beroperasinya akses pintu tol Sawojajar, panjang antrian maksimum sebesar 149,622 m. Nilai tundaan maksimum sebesar 137,8834 det/kend dan nilai derajat kejenuhan maksimum sebesar 1,319 atau ≥ 0,85. Dan setelah beroperasinya akses pintu tol Sawojajar, panjang antrian maksimum sebesar 295,326 m. Dan nilai derajat kejenuhan maksimum sebesar 1,718 atau ≥ 0,85. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja simpang tersebut sudah tidak mampu melayani arus lalu lintas dengan baik. Setelah melakukan analisis perhitungan dengan menggunakan acuan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014, maka disimpulkan untuk melakukan perbaikan terhadap simpang dengan pemasangan traffic light atau lampu isyarat lalulitas dengan menggunakan alternatif 2 fase dengan pelebaran pada geometrik masing-masing 1 meter pada setiap pendekat simpang. Kinerja simpang dengan pemasangan lampu lalulintas ini didapatkan panjang antrian maksimum 194,626 m, dan besar tundaan maksimum 11,392 det/kend, dan nilai derajat kejenuhan makimum sebesar 0,846 ≤ 0,85, atau memenuhi persyaratan dengan tingakat pelayanan B. Sehingga dengan pemasangan lampu lalulintas ini, simpang tersebut diharapkan mampu melayani arus lalulintas dengan baik.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2021-01-06
Bagian
Articles