KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG
Main Article Content
Abstract
KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG
Breeze A. S. Maringka
Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
e-mail: breezemaringka@gmail.com
Gaguk Sukowiyono
Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
e-mail: gaguksukowiyono@yahoo.com
Debby Budi Susanti
Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
e-mail: budisusantidebby@gmail.com
ABSTRAK
Desa Kalisongo dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan. Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa ini tidak terawat yang memberi kesan kumuh. Proses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawson. Berdasarkan analisis penyusunan konsep pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung. Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit. Hardscape pedestrian menggunakan material paving block warna merah dilengkapi dengan guiding block warna kuning. Hardscape area bermain berisi terowongan. Hardscape area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak. Hardscape area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman. Hardscape area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak. Hardscape area parkir meliputi paving sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda. TPS menggunakan hardscape berupa dinding.
Kata kunci : Rancangan Taman Rekreasi, Lahan Terbuka Hijau
ABSTRACT
Kalisongo Village was once famous as a people's plantation area that produced oranges, but in its development, the plantation land began to disappear and was replaced by the development of housing estates. The rapid growth of housing provided by developers has created problems with social facilities and public facilities that have received little attention, and even worse, the green open spaces in this village are not maintained which gives the impression of slums. The design process was carried out based on references and adjustments from Bryan Lawson's theory. Based on the analysis of the drafting of the concept, the entrance to the park is divided into the main entrance and the supporting entrance. The Identity Monument is made minimalist and straightforward by using concrete and then giving natural stone as a surface covering and giving identity inscription using aluminum composite material. Pedestrian hardscape uses red paving block material supplemented with yellow guiding blocks. The hardscape of the play area contains tunnels. The hardscape of the reading area uses an abstract-shaped seat. Hardscape relaxing area in a circle around the center of the garden/the main focal point of the garden. The hardscape of the sports area is designed to follow the shape of the site. The hardscape of the parking area includes paving as ground cover, a canopy roof for motorbike parking, and bicycle racks. TPS uses hardscape in the form of walls.
Keywords : Recreational Park Design, Green Open Land
- PENDAHULUAN
Desa Kalisongo adalah desa yang ada di Kecamatan Dau. Kabupaten Malang yang tumbuh berkembang menjadi kota. Desa ini dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan. Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa ini tidak terawat yang memberi kesan kumuh. Terdapat juga permasalahan pada sarana untuk bersosialisasi, olahraga dan rekreasi untuk masyarakat di lingkungan tersebut yang tidak memadai. Dengan memperhatikan kondisi yang ada, selanjutnya masyarakat telah mengusulkan penyediaan sarana rekreasi dan olahraga pada lahan terbuka hijau yang sudah ada tetapi kurang terawat kepada pengembang dan kepala desa. Sesuai dengan usulan tersebut maka Kepala Desa telah permintaan bantuan kepada LPPM ITN Malang agar dapat memberikan bantuan teknis berupa penugasan kepada Tim Dosen dan Mahasiswa untuk melaksanakan perencanaan taman bermain pada lahan terbuka hijau yang sudah ada, lahan tersebut memiliki luas total 2.309,65 m2. Lokasi tapak berada pada pertemuan antara Perumahan Puncak Dieng Eksklusif dengan Bukit Dieng Permai dan Akses jalan Istana Dieng serta Lembah Dieng.
- TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Tanam
Pengertian taman secara umum adalah sebuah lahan terbuka hijau dengan luasan tertentu didalamnya terdapat pepohonan, perdu, rerumputan, semak, dan sebagainya yang dapat digabungkan dengan bahan lainnya yang telah dikreasikan. Berdasarkan peraturan oleh (Menteri Pekerjaan Umum, 2008) tentang Pedoman Penyedian dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, pengertian ruang terbuka hijau adalah berupa area jalur, memanjang atau mengelompok yang umumnya bersifat terbuka dan tempat tumbuh beberapa tanaman yang tumbuh secara alamiah ataupun yang sudah direncanakan.
Menurut (Ashihara, 1970), selain indah secara estetika, dalam perancangan taman perlu adanya proses penataan dan pemilihan secara detail pada setiap elemen-elemen taman yang dapat membuat taman menjadi lebih fungsional. Adapun 3 kategori klasifikasi elemen taman, yaitu:
- Berdasarkan jenis dasar elemen ;
- Elemen alami (ciptaan Tuhan).
- Elemen non-alami (buatan manusia)
- Berdasarkan kesan yang ditimbulkan ;
- Elemen lunak (soft material), Seperti tanaman, air, satwa.
- Elemen keras (hard material), seperti, patung, pagar, paving, bangku taman, pergola, lampu taman dan kolam.
- Berdasarkan kemungkinan perubahan.
- Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), contohnya seperti pantai, gunung, sungai, kabut, hujan, suhu, kelembaban udara, angin, radiasi matahari, angin dan petir.
- Elemen minor (elemen yang dapat diubah) contohnya seperti, tanaman, bukit kecil, sungai kecil dan elemen buatan manusia.
2.2. Teori Tema Rancangan Taman
Menurut (BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur, 2021) Iklim tropis umumnya berada pada rentang 0° - 23° lintang utara dan lintang selatan dari belahan bola dunia. Indonesia termasuk dalam iklim tropis karena terletak tepat di sekitar garis katulistiwa.
Menurut (Susanto, 1984) modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan.
Kesimpulan Tema Rancangan Taman Berdasarkan Teori
1) Taman Tropis
Taman tropis adalah perpaduan dalam kombinasi banyak jenis tanaman dengan berbagai jenis varian jenis tumbuhan dan tanaman yang tumbuh subur dengan adaptasi iklim tropis.
2) Taman modern
Pengertian taman modern disini adalah sebuah taman yang memiliki wahana dan alat-alat bermain lebih modern dan beda dari wahana dan alat-alat bermain pada taman bermain konvensional lainya, selain dari aspek wahana dan alat bermain, konsep modern ini juga akan diterapkan pada pola-pola hardsacape pada taman dengan unsur gradasi dan kontras.
3) Taman Tropis Modern
Konsep taman bermain tropis dengan sentuhan modern, konsep taman ini adalah desain taman yang menerapkan prinsip-prinsip perancangan taman tropis yang dikombinasikan dengan unsur-unsur modern wahana bermain ataupun melalui pola hardscape taman. Selain menggunakan tanaman tropis, pada konsep taman ini pemilihan jenis tanaman juga dapat menerapkan jenis tanaman non-tropis
Menurut Lawson (2005) peta proses desain menunjukan negosiasi antara permasalahan dan solusi dengan masing-masing dilihat sebagai refleksi dari analisis, sintetis, dan evaluasi, namun dalam peta tersebut tidak menunjukan arah aliran dari satu aktivitas ke beberapa aktivitas lainya atau titik awal dan akhir.
Diagram 1. Peta Umum Proses Desain
Sumber : (Lawson, 2005)
Analisis adalah urutan dan penataan masalah, Sintetis dicirikam oleh sebuah upaya untuk berkembang dan menciptakan respon terhadap permasalahan dan memberikan solusi. Evaluasi melibatkan evaluasi kritis yang disarankan solusi terhadap tujuan yang telah diidentifikasi dalam fase analisis.
Sebagai tolak ukur dalam proses perancangan konsep rancangan taman rekreasi untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Berikut merupakan peta proses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawson:
Diagram 2. Penyesuaian Peta Proses Desain
Sumber : Analisa Pribadi, 2022
Berikut merupakan kerangka atau alur proses dalam penyusunan konsep rancang taman untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Diagram 3. Kerangka alur proses penyusunan konsep rancangan taman
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
- ANALISIS PENYUSUNAN KONSEP
Pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung. Pintu masuk utama didesain dengan jalur yang tegas dan lurus menuju ke arah pusat taman yaitu pohon beringin. Komponen hardscape yang dipakai sebagai jalur adalah paving block berwarna merah dan guiding block berwarna kuning dengan lebar jalur 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk. Komponen softscape yang ada pada pintu masuk utama berupa rumput gajah mini dan pohon tanjung.
Gambar 1. Konsep Pintu Masuk Utama.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Pintu masuk pendukung juga didesain tegas lurus menuju pusat taman dengan diberi tangga menuju area duduk dengan tinggi per anak tangganya 10 cm, lebar anak tangga 50 cm, lebar tangga 300 cm, jumlah anak tangga 7 buah dan lebar bordes 4,55 m. Komponen hardscape yang dipakai sebagai jalur adalah paving block berwarna merah dan guiding block berwarna kuning dengan ukuran jalurnya adalah 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk. Softscape yang ada pada pintu masuk pendukung ada pohon pucuk merah, rumput gajah mini, dan pohon palem raja.
Gambar 2. Konsep Pintu Masuk Pendukung 01.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Gambar 3. Konsep Pintu Masuk Pendukung 02.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit.
Gambar 4. Konsep Tugu Identitas Depan Parkir.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Gambar 5. Konsep Tugu Identitas Pinggir Jl. Terusan Dieng
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape pedestrian menggunakan material paving block warna merah dilengkapi dengan guiding block warna kuning dengan lebar jalur pedestrian adalah 1,5 meter.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape area bermain berisi terowongan diameter 1,85 meter dengan material beton warna kuning dan garis outline dengan perkerasan lantai acian warna ungu. Fasilitas yang diterapkan pada tempat bermain berupa wahana putaran dan area bermain pasir.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak sehingga menimbulkan kesan modern dan dibuat memanjang agar menimbulkan efek garis fokus kearah pusat taman. Material yang dipakai pada tempat duduk adalah beton yang area sampingnya ditempel dengan batu alam. Grass block dipakai sebagai penutup tanah. Softscape yang diterapkan pada area taman adalah tanaman penutup tanah (Rumput Gajah Mini), tanaman pembatas (Rumput Boxwood).
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman. Meliputi tempat duduk beton yang bagian sampingnya dilapisi batu alam dan penutup tanahnya menggunakan paving block warna merah dan abu-abu dilengkapi guiding block warna kuning. Softscape yang ada pada area santai meliputi pohon beringin sebagai tanaman peneduh dan pusat taman/titik fokus utama taman, pohon kerai payung sebagai tanaman peneduh.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak yaitu segitiga dengan diberi garis pedestrian pada area olahraga sebagai pembatas zona fitness dan zona callistenic material pedestrial yang berwarna kuning menggunakan acian dan untuk penutup tanahnya menggunakan grass block. Fasilitas yang disediakan yaitu alat fitness taman dan tiang olahraga callistenic. Softscape meliputi palm putri sebagai tanaman peredu dan rumput boxwood sebagai tanaman pembatas.
Gambar 10. Konsep Area Olahraga
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Hardscape area parkir meliputi paving sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda. Softscape meliputi pohon pucuk merah sebagai tanaman perdu.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
TPS menggunakan hardscape berupa dinding sebagai pembatas dan softscape berupa bambu jepang dan lidah mertua sebagai perdu untuk mengurangi bau yang ditimbulkan sampah.
Gambar 12 Konsep Tempat Pembuangan Sampah
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
Sumber : Dokumen Pribadi, 2022
DAFTAR PUSTAKA
Arifn, H. S. (2006). Penjagaan tanaman hiasan tampil menawan. Jakarta: Synergy Media.
Ashihara, Y. (1970). Exterior Design in Architecture. New York: Van Nostrand Reinhold.
BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur. (2021). Buku Saku Klimatologi - Iklim dan Cuaca Kita. Kota Malang: BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur.
Hartati, A., & Ernawati, J. (2018). Pola Pemanfaatan RUang Pada Taman Tematik di Kota Malang (Studi Kasus : Merbabu Family Park dan Taman Slamet). Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya.
Lawson, B. (2005). How Designers Think. Routledge.
Menteri Pekerjaan Umum. (2008). 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Susanto, A. S. (1984). Sosiologi Pembangunan. Kota Surakarta: Bina Cipta.
Wahyuni, E., & Qomarun. (2013). Identifikasi Lansekap Elemen Softcape dan Hardscape Pada Taman Balekambang Solo. Sinektika Vol.13 No.2, 116.